Baca Berita

Gandeng UNICEF, Pemkab Trenggalek Luncurkan Desa Nol Perkawinan Anak

Upaya menekan angka perkawinan anak di Kabupaten Trenggalek terus ditunjukkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Senin (8/8/2022), Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Pemkab Trenggalek bekerjasama dengan UNICEF meluncurkan Desa Nol Perkawinan anak dan Desa Safe and Friendly Environment for Children (SAFE4C) di Pendhapa Manggala Praja Nugraha.

Selain untuk menurunkan angka perkawinan anak hingga ke Tingkat Desa, program ini juga ditujukan guna mewujudkan Kabupaten Layak Anak dan Kabupaten Ramah Anak di Kabupaten Trenggalek di Kabupaten Trenggalek.

"Jadi ini komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk mendorong 0 perkawinan anak di Trenggalek melalui pencanangan 0 desa perkawinan anak," ungkap Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

 


 

Kemudian, Bupati Nur Arifin juga menyebut Desa-Desa yang memiliki baseline perkawinan yang masih tinggi akan didorong untuk dilombakan. Sehingga Desa yang berhasil menekan angka pernikahan usia anak akan diberikan hadiah berupa BKK.

"Jadi nanti Desa-Desa yang punya baseline perkawinan anak yang cukup tinggi ini nanti akan kita lombakan terus nanti kita kasih reward. Karena salah satunya perkawinan ini sebelum didaftarkan di KUA itu mereka juga harus mendapatkan surat pengantar dari desa," jelasnya.

"Maka Desa ini juga bisa menjadi salah satu faktor untuk bisa menekan angka perkawinan anak di Desa," sambungnya.

Hingga saat ini, pria yang akrab disapa Mas Ipin ini mengatakan angka perkawinan usia anak di Trenggalek masih cukup tinggi dan berkisar di angka 15 persen.

 


 

Padahal dalam aturan baru telah mengatur dimana usia perkawinan dari semula 16 tahun telah dinaikkan menjadi minimal usia 19 tahun.

"Jadi ini juga perlu disosialisasikan, termasuk tadi kader-kader dari forum anak ini juga bisa jadi teman sebaya. Makanya tadi dilaunching ini juga ada lomba tiktok dan segala macam," terang Bupati.

"Harapannya promosi tidak ada perkawinan anak ini menjadi efektif nanti dikalangan mereka sendiri," tegasnya.

Dikesempatan yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Novita Hardini menambahkan, "Harapan saya agar memastikan dari mulai anak hingga perempuan itu terlindungi terpenuhi hak-haknya," ujarnya.

 


 

Inisiator Sepeda Keren ini melanjutkan, "terlindungi dari potensi kekerasan karena kita tahu angka perceraian itu juga menjadi konsentrasi di kabupaten Trenggalek masih tinggi juga itu salah satunya akibat dari belum matayangngnya usia pernikahan," lanjutnya.

"Jadi memang kalau kita kampanye stop di usia pernikahan anak itu sebenarnya kita sama seperti menembak semua sasaran pembangunan," pungkasnya.  (Kominfo Trenggalek)