Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengumumkan kesembuhan pasien 05 berjenis kelamin perempuan usia 43 tahun dari Gembleb Kecamatan Pogalan, Senin (1/5). Pasien 05 dinyatakan sembuh setelah menjalani swab tes ke 4 dan ke 5 yang dilakukan pada 26 Mei dan 31 Mei dengan hasil yang dinyatakan negatif.
Disaat yang sama, Bupati Nur Arifin juga mengumumkan terdapat 2 penambahan pasien posiif baru di Kabupaten Trenggalek. 2 pasien baru tersebut diketahui sama-sama berasal dari Kecamatan Dongko, yang pertama adalah laki-laki berusia 45 Tahun dari Desa Sumberbening yang selanjutnya disebut sebagai pasien 10 dan perempuan berusia 35 tahun dari Desa Salamwates yang selanjutnya disebut sebagai pasien 11.
"Sehingga terdapat 6 orang yang masih positif corona, meskipun tidak ada yang dirawat di Rumah Sakit," tutur Bupati Nur Arifin.
Pasien 10 sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan di Surabaya. Pada 21 Mei 2020 yang bersangkutan pulang dengan mengendarai sepeda motor dengan seseorang lain yang disebut saudara S. Keduanya tiba sore hari di rumah saudaranya di Desa Sumberbening.
Selanjutnya pada 22 Mei pasien 10 melapor ke Kantor Desa dan dilanjutkan dengan mengisolasi diri di rumah. Kemudian pada 28 Mei petugas Puskesmas Dongko mengambil rapid tes pada pasien 10 dengan hasil reaktif yang dilanjutkan dengan swab tes pada 28 Mei dengan hasil positif covid-19.
Ada 13 orang kontak erat pasien 10 yang diperiksa, yaitu 4 orang serumah, 1 anak, 5 orang tetangga, 2 orang teman kerja, 1 teman, 1 petugas travel. Hasil rapid tes kontak erat pasien 10 semuanya dinyatakan non reaktif kecuali anak saudara pasien 10 yang belum dilakukan rapid tes.
Sementara itu untuk pasien 11 yang berasal dari Desa Salamwates, yang bersangkutan bekerja sebagai asisten rumah tangga di Gayung Sari Surabaya. Pasien 11 diketahui pulang dari Surabaya pada 20 Mei 2020 menggunakan travel dengan 5 orang penumpang dan 1 sopir.
Namun pada 21 Mei yang bersangkutan tidak disiplin isolasi diri di rumah dan justru melakukan perjalan untuk membeli baju di Panggul. Kemudian pada 22 Mei pasien 11 juga sempat mengunjungi saudaranya di RT 9 dan 23 Mei gugus tugas desa mengingatkan untuk isolasi mandiri dan memperketat pengawasan.
27 Mei 2020 dilakukan rapid tes oleh Puskesmas Pandean dengan hasil reaktif. Meskipun setelah tahu reaktif, yang bersangkutan justru tidak langsung pulang kerumah tetapi masih menyempatkan diri untuk membeli lele di Desa Salamwates.
Tanggal 29 spesimen swab di ambil dan pada 31 Mei dinyatakan positif. Untuk sementara kontak erat pasien 11 yang mampu ditelusuri ada 11 orang dan masih ada kemungkinan bertambah karena pasien 11 cukup banyak melakukan kegiatan selama di Kabupaten Trenggalek.
Yang sudah teridentifikasi yaitu, suami, anak, dan ibu yang tinggal serumah, kemudian teman seperjalanan ada 5 orang yang salah satunya sudah dilakukan rapid hasil reaktif daj swab hasil negatif.
Untuk kedua pasien tersebut Pemkab Trenggalek mengambil beberapa langkah kebijakan diantaranya isolasi di Asrama BKD bagi pasien 10 dan 11 untuk dipantau perkembangan penyakitnya.
Lebih lanjut Bupati Nur Arifin menerapkan isolasi di Rumah bagi OTG pasien 10 dan 11 serta melakukan tracing terhadap kontak erat dengan pasien 10 dan 11. Bupati muda ini juga menetapkan kawasan displin physical distancing dilokasi sekitar titik isolasi mandiri OTG dan melakukan disinfeksi berkala serta pembagian masker disekitar kawasan physical distancing.
"Tidak hanya di Salamwates dan Sumberbening, tapi juga Desa Pandean yang juga terdapat OTG disana. Kita terus melakukan tracing untuk mengembangkan siapa saja kontak erat yang masih belum teridentifikasi," ungkap Bupati.
"Kasus pasien 10 dan 11 ini merupakan lanjutan pasien 08 dan 09 yang merupakan hasil penelusuran Tim Gugus Tugas Kabupaten Trenggalek. Dimana kita rapid tes semua kluster pemudik yang datang khususnya yang dari daerah PSBB," imbuh Bupati Arifin.
Ditambahkan olehnya Pemkab meminta seluruh gugus tugas di desa lebih memperketat lagi penjagaan, pengawasan, dan penindakan terhadap semua pendatang yang datang ke desa.
"Kami akan memberikan skrining awal di cek poin, kami memerintahkan di checkpoint semua yang datang dari zona PSBB maupun semua yang datang dari daerah terdapat transmisi lokal harap semuanya di cek rapid tes," jelasnya.
"Jika memang dinyatakan reaktif, kemudian harus kita langsung isolasi secara tetap. Tidak boleh ada lagi yang berkeliaran seperti kasus pasien 11, sehingga harapan kami di Trenggalek kita bisa tetap menjaga bahwa tidak ada penularan lokal atau transmisi lokal," pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)