Bulan suci Ramadhan 1440H, Pemerintah Kabupaten Trenggalek selenggarakan Santapan Rohani di Pendhapa Manggala Praja Nugraha, Jumat (10/5). Nampak ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN), di lingkungan Pemkab Trenggalek, anggota TNI dan Polri, mengikuti Santapan Rohani yang mengundang KH Najibud Daroini Pengasuh Pondok Pesantren Gembleb Pogalan ini.
Santapan Rohani merupakan agenda rutin yang digelar oleh Pemkab Trenggalek di Bulan Suci Ramadhan pada setiap tahunnya. Turut hadir membuka kegiatan Santapan Rohani Asisten I Sekda Trenggalek Sugeng Widodo, SH beserta seluruh undangan dari jajaran Forkopimda Trenggalek.
Saat memberikan sambutannya, Asda I Trenggalek mengatakan Santapan Rohani digelar sebagai upaya meningkatkan kualitas kerohanian sumber daya di ligkungan aparatur pemerintah. Untuk tahun ini juga dilaksanakan Ngaji Bersama Kitab Kuning yang dipimpin oleh beberapa ulama secara bergantian pukul 14:00 hingga 15:00.
Ditambahkan pesan Bapak Wakil Bupati yang disampaikan Asda I agar seluruh jamaah memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dan penuh keikhlasan. Sebagaimana disampaikan oleh alim ulama bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Dari beberapa ulama lain Bulan Ramadhan juga dikatakan sebagai bulan tarbiyah yang berarti bulan pembelajaran.
Melalui kegiatan tarbiyah ada 3 hal yang menjadi sasaran, pertama tarbiyah jazadiyah atau tubuh kita. Tubuh diajari merasakan lapar dan dahaga. Yang kedua adalah tarbiyah fikriyah atau pola pikir, di bulan ini hendaknya kita ubah pola pikir yang tidak sesuai pola pikir mari kita kembalikan dan benahi kepada ajaran islam. Sedangkan yang ketiga adalah tarbiyah qalbiyah atau pembelajaran hati.
"Mari selama sebulan penuh kita ajari hati kita untuk menata hati kita, sebagaimana sabda Rasulullah dalam tubuh kita ada segumpal daging (hati) manakala daging itu baik maka baiklah tubuh kita, namun sebaliknya apabila daging itu buruk maka buruklah tubuh kita," tutur Asda I dalam sambutannya.
Sementara itu KH. Najibud Daroini dalam tausiyahnya berpesan bulan Ramadhan adalah bulan yang begitu spesial bagi umat islam. Puasa pada hakikatnya adalah menahan diri termasuk menahan diri dari nafsu yang salah satunya dalam hal mengkonsumsi makanan dan minuman. Namun fakta yang ditemui pada masyarakat luas justru sebaliknya, orang-orang seolah ingin membalas dahaga dan lapar yang di lalui selama sehari penuh dengan makan minum secara berlebihan saat berbuka. Hal inilah yang dijelaskan olehnya terdapat kekeliruan pemahaman puasa oleh umat pada umumnya, sehingga diharapkan puasa kedepan benar-benar bisa dimaknai secara penuh dalam segala aspek oleh umat islam yang menjalaninya.
"Kita itu sebenarnya dituntut untuk mengekang keinginan nafsu, tapi prakteknya kita malah justru mengumbar nafsu," tuturnya.
"Didalam Bulan Ramadhan ini pintu surga dibuka, artinya kita perbanyak perbuatan dan amalan yang bisa mengantarkan kita masuk ke surga," imbuhnya.
Lebih lanjut ulama dari Kecamatan Pogalan ini juga menuturkan bahwa hukumnya puasa di bulan Ramadhan adalah wajib bagi umat muslimin, bahkan kepada umat Muhammad bahkan umat sebelumnya juga diwajibkan untuk melakukan puasa. Sebelumnya, Allah SWT telah memerintahkan kaum jahiliah untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan namun mereka menentangnya. Kemudian pada zaman Nabi Muhammad SAW puasa Ramadhan kembali di lakukan lagi atas perintah Allah SWT, melalui beberapa proses seperti yang dilakukan oleh umat muslim dimasa ini. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)