Rapor Kinerja Pemerintah Kabupaten Trenggalek naik dari B menjadi BB di tahun 2018. Kenaikan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini menunjukkan komitmen Pemerintahan di Trenggalek dibawah Pimpinan Bupati Emil Dardak dan Wakilnya Mochammad Nur Arifin untuk menyelenggarakan pemerintahan yang efektif dan efisien sangat luar biasa.
Selain lebih menghemat, terukur dan akuntabel dengan menerapkan SAKIP yang baik, pembangunan di Trenggalek lebih terasa dan tertata dengan baik.
Penghargaan SAKIP BB untuk Trenggalek ini diserahkan langsung oleh Menteri PAN-RB, Syafruddin kepada Pj. Sekda Trenggalek, Pariyo dalam kegiatan Apresiasi dan Penyerahan Laporan Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2018 Wilayah II, di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin Kalimantan Selatan, Rabu (6/2/2019).
Sesuai dengan Pemberitaan yang dilansir KEMENPAN-RB, penerapan SAKIP pada 151 pemerintah daerah di wilayah II, dapat menghemat anggaran yang cukup besar, mencapai Rp 22,3 triliun.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin, menyampaikan melalui SAKIP, paradigma kinerja pemerintah berubah, bukan lagi sekadar melaksanakan program kegiatan yang dianggarkan, namun bagaimana melakukan cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai sasaran.
Penerapan SAKIP memastikan anggaran hanya dipergunakan untuk membiayai program ataupun kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Penghematan anggaran terjadi dengan dihapusnya sejumlah kegitan yang tidak penting, yang tidak mendukung kinerja instansi.
Masih menurut Syafruddin, SAKIP bukan sebagai ajang kompetisi tentang keberhasilan mencapai indikator penilaian, melainkan lebih kepada bagaimana mengasistensi, mendampingi dan memberi saran perbaikan untuk masalah yang dialami. Pihaknya akan membantu daerah-daerah dalam menyusun perencanaan, mengevaluasi pelaksanaan program, memberikan masukan, serta mengawasi target capaian program tersebut.
Saat ini bukan saatnya lagi bekerja hanya untuk membuat laporan, atau hanya untuk menyerap anggaran namun sekarang waktunya bekerja fokus dari hilir ke hulu program.
Efisiensi bukan hanya tentang cara memotong anggaran, tetapi juga penerapan manajemen berbasis kinerja. Misal penerapan e-government melalui e-budgeting untuk menghindari 'program siluman' yang berpotensi penyimpangan.
"Namun realitanya, e-budgeting juga tidak terintegrasi utuh dengan outcome kinerja, sehingga belum mampu mencegah pemborosan. Untuk itu, dibentuklah e-performance based budgeting sebagai program quick win yang harus selesai dalam periode 2 (dua) tahun mendatang,†jelasnya.
Sedangkan Penjabat Sekda Trenggalek, Drs Pariyo, yang menerima langsung penilaian SAKIP ini di Banjarmasin tidak dapat menutupi rasa bangganya atas capaian ini. Nilai BB yang diraih merupakan bentuk kerja keras semua aparatur pemerintah yang ada di Kabupaten Trenggalek, dibawah komando Bupati Emil Elestianto Dardak dan wakilnya Mochammad Nur Arifin.
Diharapkan oleh pria dengan kumis tebal ini, kepada seluruh jajarannya untuk tidak lekas puas dan jumawa akan capaian yang diraih, jadikan Nilai BB ini sebagai pemicu dan pemacu untuk bekerja lebih baik lagi, syukur-syukur di tahun-tahun mendatang penilaian SAKIP Trenggalek bisa naik menjadi A atau AA, pungkas Pariyo kepada Tim Humas.†(Sumber : Humas Setda Kab. Trenggalek)
Selain lebih menghemat, terukur dan akuntabel dengan menerapkan SAKIP yang baik, pembangunan di Trenggalek lebih terasa dan tertata dengan baik.
Penghargaan SAKIP BB untuk Trenggalek ini diserahkan langsung oleh Menteri PAN-RB, Syafruddin kepada Pj. Sekda Trenggalek, Pariyo dalam kegiatan Apresiasi dan Penyerahan Laporan Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2018 Wilayah II, di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin Kalimantan Selatan, Rabu (6/2/2019).
Sesuai dengan Pemberitaan yang dilansir KEMENPAN-RB, penerapan SAKIP pada 151 pemerintah daerah di wilayah II, dapat menghemat anggaran yang cukup besar, mencapai Rp 22,3 triliun.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin, menyampaikan melalui SAKIP, paradigma kinerja pemerintah berubah, bukan lagi sekadar melaksanakan program kegiatan yang dianggarkan, namun bagaimana melakukan cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai sasaran.
Penerapan SAKIP memastikan anggaran hanya dipergunakan untuk membiayai program ataupun kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Penghematan anggaran terjadi dengan dihapusnya sejumlah kegitan yang tidak penting, yang tidak mendukung kinerja instansi.
Masih menurut Syafruddin, SAKIP bukan sebagai ajang kompetisi tentang keberhasilan mencapai indikator penilaian, melainkan lebih kepada bagaimana mengasistensi, mendampingi dan memberi saran perbaikan untuk masalah yang dialami. Pihaknya akan membantu daerah-daerah dalam menyusun perencanaan, mengevaluasi pelaksanaan program, memberikan masukan, serta mengawasi target capaian program tersebut.
Saat ini bukan saatnya lagi bekerja hanya untuk membuat laporan, atau hanya untuk menyerap anggaran namun sekarang waktunya bekerja fokus dari hilir ke hulu program.
Efisiensi bukan hanya tentang cara memotong anggaran, tetapi juga penerapan manajemen berbasis kinerja. Misal penerapan e-government melalui e-budgeting untuk menghindari 'program siluman' yang berpotensi penyimpangan.
"Namun realitanya, e-budgeting juga tidak terintegrasi utuh dengan outcome kinerja, sehingga belum mampu mencegah pemborosan. Untuk itu, dibentuklah e-performance based budgeting sebagai program quick win yang harus selesai dalam periode 2 (dua) tahun mendatang,†jelasnya.
Sedangkan Penjabat Sekda Trenggalek, Drs Pariyo, yang menerima langsung penilaian SAKIP ini di Banjarmasin tidak dapat menutupi rasa bangganya atas capaian ini. Nilai BB yang diraih merupakan bentuk kerja keras semua aparatur pemerintah yang ada di Kabupaten Trenggalek, dibawah komando Bupati Emil Elestianto Dardak dan wakilnya Mochammad Nur Arifin.
Diharapkan oleh pria dengan kumis tebal ini, kepada seluruh jajarannya untuk tidak lekas puas dan jumawa akan capaian yang diraih, jadikan Nilai BB ini sebagai pemicu dan pemacu untuk bekerja lebih baik lagi, syukur-syukur di tahun-tahun mendatang penilaian SAKIP Trenggalek bisa naik menjadi A atau AA, pungkas Pariyo kepada Tim Humas.†(Sumber : Humas Setda Kab. Trenggalek)