Baca Berita

Wujudkan IP400, Pemkab Trenggalek Awali Dengan Tanam Padi Beras Premium di Lahan Seluas 350 Hektar

350 hektare (ha) lahan persawahan di Kabupaten Trenggalek akan dijadikan program percontohan produksi padi beras premium. Dalam prosesnya, Pemkab Trenggalek menggandeng PT.Maxxi Tani untuk memaksimalkan teknologi dalam setiap tahap penanaman.

Sebagai platform baru di Trenggalek, sinergi kolaborasi antara petani, swasta, dan Pemerintah diharapkan bisa meningkatkan produktifitas pertanian yang berujung pada peningkatan penghasilan petani.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyebut langkah percontohan ini sebagai upaya untuk mendorong Indeks Pertanian (IP) 400.

Program IP400 merupakan inovasi dalam berusaha tani dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga bisa tanam dan panen 4 kali dalam setahun.

 


 

Skemanya, perusahaan akan menyediakan sarana produksi yang dipinjamkan kepada para petani. Lalu hasil produksi beras premium dari para petani ini akan dibeli dengan harga yang baik.

Disisi lain, Bupati Nur Arifin juga mengingatkan kepada petani untuk memperhitungkan potensi pertanian organik maupun pertanian campuran secara berimbang. Diharapkan hal ini dapat mengurangi beban petani dari sisi produksi.

"Saat ini pupuk subsidi terbatas sehingga harapannya petani saya harapkan petani tidak sedikit-sedikit beli, sedikit-sedikit hutang. Sehingga nanti ketika panen dia tinggal terimanya sedikit sekali," jelas Bupati.

Pria yang akrab disapa Mas Ipin ini melanjutkan, "makanya tadi kita singgung juga bagaimana produksi bisa murah. Kemudian produktifitasnya meningkat," pesannya.

 


 

Kuncinya, sambung suami Novita Hardini ini adalah bagaimana kita bisa menerapkan pertanian kembali ke alam, organik. Kemudian ditambah dengan masuknya teknologi atau mekanisasi.

"Saat ini saya di Desa Kerjo, ini ada alat rotavator, ini hampir sama seperti traktor biasa tapi lebih presisi dan lebih dilahan basah, kering, terus pengaturan kedalamannya juga bisa. Dan setelah ini kita akan ke Gandusari, kita akan menyemprot pestisida menggunakan drone disana," terangnya.

"Harapannya ini nanti juga bisa mempermudah petani untuk bisa meningkatkan produktifitasnya, khususnya untuk penggarapan lahan yang luas nanti di antar gapoktan," lanjut Mas Ipin.

"Ada 350 hektar dari total kita punya sekitar 13.000 hektar sawah.  Nah percobaannya di 350 hektar dan tersebar di beberapa desa kecamatan," tandasnya. (Kominfo Trenggalek)