• 0355 - 794678
  • kominfo@trenggalekkab.go.id

Baca Berita

Susun DIKPLH, Pemkab Trenggalek Fokuskan Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Setiap OPD

Pemerintah Kabupaten Trenggalek tengah melakukan penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup (DIKPLH) Tahun 2022.

Saat membuka bimbingan teknis penyusunan DIKPLH di Gedung Smart Center, Kamis (4/8/2022) Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyebut saat ini lingkungan hidup tidak hanya menjadi urusan dan tanggungjawab dari Dinas Lingkungan Hidup. Akan tapi seluruh OPD juga memiliki tanggungjawab yang sama dalam menjaga lingkungan dengan masing-masing program yang dimiliki.

Untuk itu, Bupati Nur Arifin meminta kepada seluruh OPD agar menitikberatkan program yang dimiliki agar ikut mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Sebagaimana Indeks Kota Hijau yang saat ini difokuskan Pemkab Trenggalek menjadi salah satu poin utama dari RPJMD 2021-2026.


Hal ini mengingat setiap aktifitas yang dilakukan setiap manusia tentu akan mengeluarkan residu dengan kadar tertentu terhadap lingkungan. Baik berupa polusi udara, sampah padat, cair, dan lain sebagainya yang berpotensi menambah resiko terhadap perubahan iklim.

"Maka daripada itu, penting semua dinas memiliki langkah mitigasi dan adaptasi terhadap semua aktifitas yang dilakukan, baik aktifitas kedinasan maupun aktifitas masyarakat yang berada dibawah kendali dinas tersebut," tutur Bupati.

 


 

Dicontohkan oleh Bupati muda ini, berdasarkan data yang ada sektor pertanian justru menjadi penyumbang karbon terbesar akibat pengolahan limbah pertanian yang belum tepat.

"Contoh jerami yang biasanya dibakar, tentu ada karbondioksida yang dikeluarkan. Kemudian kotoran ternak tidak diolah, padahal kotoran ternak menimbulkan gas metan yang kemudian menambah efek gas rumah kaca," jelasnya.

Namun disisi lain, Mas Ipin juga menyebut Pemkab Trenggalek juga telah memiliki terobosan untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui inovasi Smart Gerdana. Dimana limbah pertanian berupa sekam dan tongkol jagung dapat dimanfaatkan menjadi penyaring air irigasi dan juga produksi asap cair.

Di sektor lain, Suami Novita Hardini ini juga meminta seperti Dinas Perhubungan agar dapat memastikan emisi kendaraan dapat dikontrol dengan baik. Tentunya dengan upaya adaptasi dan mitigasi semacam ini Mas Ipin berharap kualitas lingkungan sekitar yang saat ini masih terjaga agar dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.

 


 

"Tolong adaptasi dan mitigasi semakin digencarkan karena kalau kita lihat begitu ada bencana jembatan rusak, jalan rusak, milyaran trilyunan yang selama ini kita bangun itu menjadi sia-sia karena hanya menjadi disaster cost," terangnya.

Ditambahkan oleh Bupati, "atau biaya karena bencana yang begitu tinggi untuk kemudian pemulihan rehab rekon, jadi daripada sebelum itu semua terjadi apalagi disaat kondisi fiskal yang terbatas setiap yang kita lakukan harus bisa mengurangi segala macam resiko itu," sambungnya.

"Kuncinya harus adaptif dan kemudian mencegah kelalaian yang menyebabkan kualitas lingkungan kita menjadi berkurang," pungkasnya. (Kominfo Trenggalek)