Hadirnya media sosial sebagai salah satu platform komunikasi di era industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih saat ini pengguna media sosial didominasi lebih dari 70 merupakan generasi muda atau pelajar.
Menyikapi tantangan tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Trenggalek, Edif Hayunan Siswanto tekankan pentingnya literasi digital bagi seluruh generasi muda utamanya pelajar di Kabupaten Trenggalek.
Hal ini disampaikan alumni IPDN ini saat menjadi narasumber dalam Festival Dolanan yang digelar oleh Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama IPNU Kabupaten Trenggalek di SMP Islam Gandusari, Jumat (24/12/2021).
Kadis Kominfo Edif menuturkan pelajar memiliki peran penting dalam mengisi media sosial dengan berbagai konten positif. Literasi digital menjadi salah satu landasan penting bagi pelajar untuk berkontribusi terhadap setiap materi dan informasi media sosial yang dibagikan ke khalayak umum.
Dijelaskan oleh mantan Camat Panggul ini, kekuatan media sosial berpotensi untuk mengubah pola pikir (mindset) dan perilaku seseorang dari berbagai lintas generasi. Selain potensi positif yang besar, dalam bermedia sosial juga terdapat berjuta resiko yang harus dihadapi setiap penggunanya.
"Generasi muda harus mempersiapkan diri bahwa media sosial akan meniadi media virtual yang mempengaruhi beragam sudut kehidupan," ungkapnya.
Sehingga generasi muda atau pelajar harus benar-benar bisa memahami mana konten positif yang bisa diterima maupun mana saja konten negatif yang harus dihindari.
Literasi Digital menjadi kunci bagi pelajar sebagai generasi digital saat berselancar menggunakan media sosial. Kepala Diskominfo ini menerangkan ada 4 poin Literasi Digital yang harus benar-benar dipahami oleh pelajar.
Ke empat poin ini yang pertama adalah Digital Etic atau etika digital dalam beraktualisasi diri di dunia maya. Etika digital adalah kemampuan individu untuk mengetahui serta mempertimbangkan tata kelola etika bermedia digital dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan ini setiap informasi yang dibagikan di media sosial diharapkan tidak menyinggung perasaan orang lain sehingga tidak menimbulkan konflik.
Poin kedua Digital Skill, diperlukan pengetahuan atau kemampuan bagi pelajar agar setiap konten gambar ataupun video dalam media sosial yang dibagikan bisa dikemas dengan menarik agar lebih bisa diterima dengan baik oleh orang lain.
Poin ketiga selanjutnya adalah Digital Culture, bagaimana seorang pelajar bisa bebas berselancar di media sosial namun tetap mengedepankan kearifan maupun budaya lokal setempat.
Yang terakhir adalah poin Digital Safety. Edif menegaskan bahwa poin ini menjadi poin terpenting agar seseeorang mampu menggunakan media sosial secara lebih bijak. Pasalnya setiap media digital yang menyediakan ruang publik untuk berinteraksi dipastikan memiliki jejak digital.
Sehingga diharapkan generasi muda atau pelajar bisa memilah mana saja yang bisa dibagikan dalam media sosial mereka masing-masing. Kadis Kominfo muda ini menegaskan "meskipun dunia digital tidak nampak, tapi harus dijaga keamanannya, misal membuat konten jangan sampai kita tersandung masalah hukum seperti UU ITE," tegasnya
"Inilah yang diharapkan bahwa generasi muda untuk sukses selamat dalam bermedia sosial harus memiliki 4 poin kompetensi literasi digital tersebut,"pungkasnya. (Kominfo Trenggalek)