Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Trenggalek menyelenggarakan Konferensi Kabupaten Tahun 2020 di Aula SMKN 1 Trenggalek.
Sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI, dalam kurun waktu 5 tahun sekali organisasi profesi tenaga pendidik ini diwajibkan menyelenggarakan Konferensi guna menentukan susunan kepengurusan selama 5 tahun kedepan.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang membuka konferensi PGRI 2020 berharap konferensi bisa berjalan dengan lancar, hal ini sejalan dengan slogan PGRI Trenggalek yang menjunjung tinggi solidaritas guru, Selasa (29/12/2020).
Selain itu Bupati muda ini berikan pesan agar nilai solidaritas tersebut bisa termanifestasi dalam setiap sendi kehidupan sehari-hari tenaga didik yang terwadahi dalam organisasi PGRI.
"Saya harap anda bisa bekerja dengan baik, mencerdaskan kehidupan bangsa. Saya titip putra-putri kita semua," tutur Bupati Nur Arifin.
Ditambahkan oleh pria yang akrab disapa Mas Ipin tersebut, profesi guru merupakan profesi mulia yang sekaligus menjadi anugerah dari Tuhan untuk mengangkat derajat manusia melalui ilmu dan pendidikan.
Dengan hal tersebut diharapkan para guru terus bersemangat dan termotivasi untuk mendidik putra-putri bangsa menjadi generasi unggul dan terdepan.
Sementara itu menyikapi pandemi covid-19 yang masih berlangsung, Bupati Nur Arifin menyebut Pemkab Trenggalek telah melaksanakan berbagai strategi kebijakan agar peserta didik tetap memperoleh pendidikan.
Salah satunya adalah dengan metode dalam jaringan (daring) maupun melalui mix learning yang telah dilaksanakan di sejumlah sekolah di Kabupaten Trenggalek. Upaya ini dilakukan dengan beberapa penyesuaian metode ajar agar siswa didik tetap memperoleh ilmu tanpa resiko tertular covid-19.
"Saya rasa ini penting untuk terus kita pertajam, karena nampaknya pandemi tidak usai hanya dalam waktu satu tahun kedepan," ungkapnya.
Disamping itu, Bupati Nur Arifin menekankan agar para guru yang tergabung dalam PGRI terus memberikan pendidikan wawasan kebangsaan terbaik untuk peserta didiknya di sekolah.
Utamanya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan yang berwawasan persatuan Indonesia. Disampaikan oleh Bapak 3 putra ini potensi konflik sosial dan perpecahan harus bisa dicegah sejak dini dengan mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa bagi peserta didik.
"Ajarkan bagaimana saling menghormati,toleransi. Itu semua harus bapak ibu tanamkan kepada putra putri Indonesia," pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)