Dinas Kesehatan, Pengedalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk Kb) Kabupaten Trenggalek bekerjasama dengan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan Center for Public Health Innovation (CPHI) Universitas Udayana mensosialisasikan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) kepada Rumah Sakit dan Puskesmas di Hotel Hayamwuruk, Senin (17/2). 10 LMKM yang disosialisasikan tersebut meliputi, Kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu, Pelatihan bagi petugas tentang kibajakan peningkatan pemeberian air susu ibu, Penjelasan tentang manfaat menyusui dan talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun, Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang bersalin, Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis, Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir, Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari, Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui, Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI, dan Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakat.
Asisten I Sekda Trenggalek, Sugeng Widodo, SH yang membuka sosialisasi menyambut positif kegiatan yang mendorong kecukupan pemenuhan ASI eksklusif tersebut. Menurut Asda I, ASI memiliki peranan begitu penting sebagai fase awal memperoleh generasi penerus bangsa yang berkecukupan gizi dan cerdas.
Dijelaskan oleh Sugeng Widodo, untuk mendukung tingkat pemenuhan ASI tersebut Pemkab Trenggalek juga sudah membentuk Perda Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Pemberian ASI Eksklusif yang sudah ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati sebagai peraturan pelaksananya. Dimana dalam peraturan tersebut mengatur realisasi pemberian ASI eksklusif lewat perlombaan yang diikuti oleh seluruh OPD dan Kecamatan yang diwajibkan memberikan ruang laktasi.
"Kita harapkan dengan sosialisasi ini program 10 LMKM di Trenggalek akan semakin membumi lagi. Kita itu Trenggalek sudah berupaya ya, kita sudah punya Perda. Kalau ini benar-benar diaplikasikan dan dilaksanakan kita berharap di Trenggalek ini akan lahir generasi muda penerus bangsa yang sehat, cerdas dan kuat, karena pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun sejak kelahiran ini memang signifikan dampaknya," ungkap Asda Sugeng Widodo saat dikonfirmasi.
"Sangat sayang sekali kalau kegiatan semacam ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Harapan saya, harapan Pemkab Trenggalek, dan harapan Pak Bupati kepada ibu-ibu khususnya mohon pemberian ASI eksklusif sampai dengan anak berusia 2 tahun bagaimanapun caranya harus dilaksanakan," harapnya menambahkan.
Sementara itu senada dengan Asda I, Government Advocacy Advisor GAIN Jawa Timur, Heru Nugroho mengatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan status gizi adalah ketika bayi mendapatkan ASI saja. Oleh karena itu eksklusif itu artinya hanya mendapatkan ASI saja dan tidak ada tambahan lain sebelum bayi berusia 6 bulan. "Harapan kami anak umur 0 sampai 6 bulan itu tidak diberi apa-apa kecuali ASI. Setelah 6 bulan baru diberikan MPASI (Makanan pendamping ASI), ternyata dari hasil kajian dari beberapa pakar salah satu penyebab dari tingginya angka gizi buruk, stunting, karena faktor ketika bayi tidak mendapat ASI secara eksklusif," jelas Heru.
Ditambahkan olehnya beberapa ibu tidak yakin bahwa kalau hanya makan ASI saja maka bayi akan tercukupi kebutuhan gizinya. Sehingga tingkat pengetahuan tentang ASI itu masih kurang. Ketika seorang ibu melahirkan di Fasyankes, itu seringkali tidak dapat fasilitas yang mendukung dia bisa memberikan ASI secara eksklusif. Untuk itu, melalui 10 LMKM diharapkan pengetahuan seluruh masyarakat di Trenggalek khususnya para ibu dapat memberikan ASI eksklusif sesuai dengan tata cara yang sudah ditentukan. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)