• 0355 - 794678
  • kominfo@trenggalekkab.go.id

Baca Berita

Tasyakuran Warnai Kesejukan Peringatan Hari Santri Nasional di Pendhapa Trenggalek

Puncak peringatan Hari Santri 2019 diperingati Pemkab Trenggalek dengan menggelar Tasyakuran di Pendhapa Manggala Praja Nugraha. Tasyakuran Hari Santri tersebut mengundang KH. Melvin Zainal Asyiqin Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahrusyiyah Lirboyo Kediri untuk mengisi tausiyah, Minggu (27/10). Selain itu peringatan kali ini juga dihadiri oleh perwakilan Forkopimda, Kepala OPD, santri pondok pesantren, ulama serta tokoh masyarakat di Kabupaten Trenggalek.

Dalam sambutan Bupati Trenggalek yang dibacakan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Drs. Abd. Shomad, M.Si mengatakan bahwa jika berbicara mengenai santri tentu tidak bisa melepaskan dari sosok seorang Kyai Besar, yaitu Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari.
Seorang Pahlawan Nasional dan tokoh pendiri organisasi besar yaitu Nahdlatul Ulama, yang selama hidupnya dihabiskan untuk mengabdi kepada umat dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng Kabupaten Jombang.

Resolusi jihad merupakan fatwa yang diberikan oleh KH. Hasyim Asy'ari bersama para ulama untuk menggerakkan masyarakat melawan penjajah Belanda pada tanggal 22 Oktober 1945. Sehingga di Surabaya meledaklah perang di Surabaya pada 10 November 1945 melawan penjajahan Belanda di Bumi Pertiwi.

Selain itu dijelaskan pula olehnya, momentum Hari Santri Nasional tidak hanya untuk mengenang para jasa santri dan Kyai yang telah ikut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, tapi juga untuk mengingatkan kembali susah payah yang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Hari Santri diperingati sebagai bukti keberadaan negara di sisi entitas yang selama ini mengambil bagian penting dalam keberagaman, dan kebhinekaan ini. Bahwa santri dan pesantren telah menjadi bagian sejarah kemerdekaan bangsa dan memiliki kontribusi besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan," terang Abd. Shomad dalam sambutan yang dibacakan.
"Dalam isu global, pondok pesantren memiliki posisi yang signifikan percaturan wacana perdamaian dunia. Pondok pesantren berhasil menjadi role model pendidikan Islam yang menjadi laboratorium perdamaian," imbuhnya melengkapi.

Lebih lanjut, di era modern ini pesantren dan para santrinya harus mampu meningkatkan daya saing, apalagi memasuki era revolusi industri 4.0 gaya para santri kembali dengan pengetahuan keterampilan teknologi dengan tetap menjaga watak dan integritas, kejujuran dan nilai moral sebagai ciri khas pendidikan pesantren.
"Saya mengajak saudara sekalian untuk merenungkan kembali makna dari peringatan ini," tegasnya.
"Semoga dengan peringatan Hari santri ini dapat menggugah semangat kita untuk memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin dan semoga Kabupaten Trenggalek menjadi kabupaten yang Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur," pungkasnya.

Di penghujung acara, juga diserahkan beberapa trophy penghargaan oleh Staf Ahli Bupati kepada para pemenang rangkaian perlombaan dalam rangka memeriahkan Hari Santri yang berlangsung beberapa hari lalu. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)