• 0355 - 794678
  • kominfo@trenggalekkab.go.id

Baca Berita

Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus mengawal upaya menekan angka balita stunting dan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) di Kabupaten Trenggalek

Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus mengawal upaya menekan angka balita stunting dan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) di Kabupaten Trenggalek. Kamis pagi (10/10), Tim dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Kabupaten Trenggalek dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, mengunjungi Ibu Hamil (KEK) dan Balita Stunting di Desa Dawuhan Kecamatan Trenggalek. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka monitoring dan memastikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita dan ibu hamil KEK yang ada di Kabupaten Trenggalek berjalan dengan tepat. PMT adalah asupan gizi dari makanan tambahan yang digunakan untuk mendorong kecukupan gizi disamping asupan gizi dari menu sehari-hari.

Disela kunjungannya, Tim dari Dinkesadalduk Trenggalek maupun Dinkes Provinsi Jatim memberikan bantuan makanan tambahan dan juga pendampingan kepada keluarga Ibu Hamil dengan KEK maupun orang tua balita stunting, guna terus menjaga asupan gizi seimbang lewat makanan tambahan yang diberikan.

Saat dikonfirmasi usai memberikan pendampingan, Kepala Puskesmas Rejowinangun, Iwan Setiawan, SKM mengatakan untuk menekan angka stunting di wilayah kerjanya di Desa Dawuhan, Puskesmas Rejowinangun melakukan beberapa langkah intervensi. Langkah tersebut meliputi mengawal 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari kehidupan remaja, dimana status kesehatan remaja dipastikan dengan pemberian tablet tambah darah satu minggu satu kali secara serentak. Lalu langkah selanjutnya adalah Kelas Calon Pengantin (Catin), Kelas Catin mempersiapkan calon pengantin rumah tangga untuk hidup sehat sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.

Lebih lanjut, untuk mendukung pemenuhan gizi dimasa kehamilan, juga ada program Ibu Hamil dimana ibu hamil diberikan edukasi berupa bagaimana memperhatikan gizi dimasa kehamilan, cara merawat kehamilan, tanda-tanda kehamilan, dan cara menyusui dengan benar. Ketika ditemukan adanya ibu hamil dengan kondisi KEK, yang diberikan adalah berupa PMT untuk memberikan nilai tambah asupan gizi bagi ibu hamil disamping asupan makanan sehari-hari.

Untuk jangka panjang, Iwan menyebut Puskesms Rejowinangun akan melakukan intervensi spesifik. Intervensi ini ditujukan untuk membuat mindset masyarakat untuk bisa mengkonsumsi gizi yang berimbang dan menciptakan lingkungan serta perilaku yang sehat.
Selain itu, Iwan juga menerangkan faktor perilaku menjadi penyumbang potensi stunting yang cukup banyak. Untuk mendukungnya, tahun ini Pemkab mengadakan lomba Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Lomba ini didalamnya terdapat 5 pilar hidup bersih seperti cuci tangan pakai sabun, desa yang bebas BAB sembarangan (ODF), olahan air minum dan makanan yang sehat, pengolahan sampah limbah rumah tangga, dan pengolahan limbah cair.

"Jadi kalau 5 ini dikondisikan nanti permasalahan yang berbasis lingkungan di masyarakat bisa kira kurangi. Sehingga harapannya kedepan masyarakat bisa maksimal untuk harapannya," imbuh Iwan melengkapi.
Senada dengan Iwan, perwakilan Program Gizi Dinkes Provinsi Jatim, Bambang Hariono, STP menyebut edukasi dan konseling gizi begitu memegang peranan penting untuk menekan angka stunting. Dikatakan oleh Bambang, meskipun PMT diperlukan untuk Ibu Hamil KEK dan Balita stunting, namun asupan gizi sehari-hari yang seimbang adalah patokan utama untuk mencegah munculnya balita stunting. "Jadi PMT kontribusinya hanya 15%, asupan gizi sehari-hari 85%. Itu diperoleh dari makanan sehari-hari," jelasnya.

"Memang perlu edukasi kepada ibu balita untuk lebih telaten memberikan asupan gizi kepada anaknya melalui menu dengan gizi seimbang," imbuhnya Bambang.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Bidan Desa Dawuhan, Deni Prasetyawati, Amd. Kep. mengaku dari berbagai intervensi yang dilakukan Puskesmas Rejowinangun telah mendapatkan hasil yang cukup signifikan. Di tahun 2017 lalu, dari jumlah total 315 balita yang ada di Desa Dawuhan terdapat 28% atau sekitar 64 balita yang mengalami stunting. Dengan adanya intervensi berupa bantuan dari pemerintah pusat, akhirnya di tahun ini balita yang mengalami stunting hanya tinggal 59 balita atau 18%.

Deni mengatakan, turunnya angka stunting di Desa Dawuhan ini juga berkat berbagai upaya serius dan kerjasama dari berbagai pihak. Upaya tersebut dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan Pemerintah Desa Dawuhan berupa pelatihan PMT kepada kader Posyandu, dan juga pelatihan EMO DEMO untuk mengubah perilaku ibu dalam memberikan asupan gizi kepada anak menjadi lebih baik. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek).