Baca Berita

Atasi Stunting di Trenggalek, Pemkab Galakkan Program 1000 HPK dan EMO DEMO di Posyandu

Meskipun beberapa waktu lalu mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten Peringkat I Terbaik upaya pencegahan/penanganan stunting di tingkat Provinsi Jawa Timur, namun tidak membuat Pemerintah Kabupaten Trenggalek berhenti untuk terus mengambil langkah dan kebijakan dalam upaya menekan angka stunting.

Hal ini juga dibenarkan oleh Sulastri, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek saat membuka rapat koordinasi Baduta 2.0 di Aula Dinkesdalduk & KB, Jumat (20/9). Menurut Sulastri sejak Trenggalek ditetapkan menjadi salah satu lokus stunting di Jawa Timur, Pemkab Trenggalek telah bergerak banyak dengan terobosannya seperti konvergensi yang melibatkan beberapa OPD untuk bersama-sama menekan angka stunting di Trenggalek. Dijelaskan olehnya saat melakukan intervensi stunting, terdapat 10 desa di Kabupaten Trenggalek yang dijadikan lokus stunting sekaligus menjadi prioritas utama daripada kegiatan intervensi penanganan stunting.

Dirinya mencontohkan salah satu intervensi yang telah dilaksanakan dari Dinkesdalduk & KB adalah mengkampanyekan pola hidup sehat, pengasuhan bagi ibu & balita, gizi pemberian makanan, dan juga peningkatan kualitas kesehatan lingkungan. “Diharapkan disana terjadi satu intervensi, sehingga nanti akan si balita juga akan sehat,”jelasnya.

Lebih lanjut, Sulastri juga mengatakan bahwa langkah jitu lainnya untuk mencegah terjadinya stunting adalah melalui strategi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dimana pada 1000 hari pertama kehidupan ini merupakan fase terpenting untuk menanggulangi stunting secara dini sejak dalam masa kehamilan. Pasalnya, dimasa awal kehidupan ini pertumbuhan seorang balita cenderung dapat lebih diintervensi. 1000 HPK digambarkan yaitu periode kehamilan ditambah 2 tahun kedepan yang jika dihitung jumlah totalnya menjadi 1000 hari kehidupan.

“Jika dalam kehamilan ini betul-betul mendapatkan perawatan yang benar, mendapatkan suplai gizi yang cukup, kalau ketemu dengan masalah kesehatan akan menghindarkan lahirnya bayi-bayi kecil yang berpotensi stunting,” imbuhnya.
Ditambahkan olehnya, selain konvergensi dan 1000 HPK, juga ada strategi lain untuk mencegah stunting, yakni Emotional Demontration (EMO DEMO). EMO DEMO merupakan teknik yang digunakan oleh para trainer kesehatan dalam memberikan pemahaman yang mendasar kepada Posyandu , PAUD dan BKB dengan melibatkan emosional sasaran dan dipraktekkan melalui demonstrasi guna mengubah perilaku kesehatan masyarakat.

Di Kabupaten Trenggalek, Pemkab Trenggalek bersama Global Alliance For Improved Nutrition (GAIN) yang bekerjasama dengan Kemenkes RI mengadakan pelatihan Master of Trainer (MOT) EMO DEMO. Suhardi, Distric Coordinator GAIN Trenggalek mengatakan hingga kini dilatih sebanyak 15 MOT di tingkat Kabupaten yang nantinya akan menyebarkan pengetahuan ilmunya tentang EMO DEMO ke tingkat Puskesmas melalui kegiatan TOT. Jumlah TOT yang ada hingga kini sebanyak 177 dimana mereka nanti akan melatih kader Posyandu di puskesmas, bahkan sudah ada 780 kader posyandu yang berhasil dilatih oleh TOT di lokasi intervensi penanganan stunting untuk kegiatan EMO DEMO.
“Harapannya untuk dari sisi replikasi kedepan EMO DEMO tetap dilaksanakan oleh Pemkab Trenggalek melalui Dinas Kesehatan,” pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)