Pemerintah Kabupaten Trenggalek mulai membuka pembelajaran tatap muka dengan metode mix learning. Di SMPN 1 Watulimo, metode pembelajaran mix learning di simulasikan dan akan mulai diaplikasikan ke seluruh lembaga sekolah tingkat SMP/MTs se Kecamatan Watulimo pada 18 Agustus mendatang.
Pembelajaran metode mix learning membagi kelas menjadi beberapa rombongan belajar (rombel) secara bergantian, dimana 10 siswa dalam 1 rombel dapat mengikuti pembelajaran tatap muka langsung dengan guru atau luar jaringan (luring).
Sedangkan sisanya, rombongan belajar lain mengikuti kelas dalam jaringan (daring) dari rumah maupun tempat terpisah lainnya melalui aplikasi. Rombel daring maupun luring akan dirotasi secara bergantian per satu hari agar seluruh siswa dapat memperoleh kesempatan yang sama.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menuturkan pembelajaran tatap muka dengan metode ini guna memastikan pendidikan inklusif bisa diterima seluruh lapisan masyarakat, sekaligus internalisasi protokol kesehatan kepada seluruh peserta didik.
"Harapannya untuk memastikan bahwa pendidikan ini inklusif karena tidak semua punya internet, tidak semua punya hp, tidak semua punya laptop, tidak semua mampu untuk mencukupi atau membeli kuota," tuturnya.
Sehingga dengan adanya pembelajaran mix learning ini, Bupati Nur Arifin menginginkan semua siswa tetap bisa terpenuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan, baik melalui sistem tatap muka dengan protokol kesehatan maupun sistem daring.
Lebih lanjut terkait internalisasi protokol kesehatan kepada peserta didik, Bupati Nur Arifin menegaskan mungkin jika saat berada di rumah para siswa tidak ada yang mendisiplinkan masalah protokol kesehatan. Namun saat belajar dengan tatap muka di sekolah dan peraturan yang ada, diharapkan siswa akan lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan.
"Harapannya nilai-nilai ini terbawa sampai lingkungan rumah atau lingkungan masyarakat tempat mereka," terang Bupati Arifin.
Sementara itu terkait ketersediaan akses jaringan bagi peserta didik, Bupati muda ini akan menindaklanjuti dengan mengeluarkan Instruksi Bupati berupa sedekah internet.
Untuk itu seluruh tempat yang memiliki wifi pada jam-jam diharapkan mau bergotong royong mendukung sedekah internet ini demi membantu para siswa yang masih kesulitan untuk mengakses jaringan internet untuk keperluan belajar.
"Beberapa tempat termasuk pendopo dan sebagainya itu bisa digunakan dengan pengawasan wali murid di jam jam tertentu untuk bisa dilakukan pembelajaran oleh siswa," ungkapnya.
Hal ini mengingat pada beberapa titik dan desa di wilayah Kabupaten Trenggalek masih terdapat blindspot atau wilayah yang belum tersedia akses cakupan sinyal internet.
"Jadi sekarang sedekahnya kalau dulu kita covid ini sedekah masker, beras atau apa, sekarang yang lebih penting lagi sedekah internet untuk siswa siswi yang menjalankan pendidikan dalam jaringan," terangnya.
Ditambahkan oleh Pria yang akrab disapa Mas Ipin, selama tahap uji coba program mix learning akan dilakukan evaluasi selang 2 minggu hingga 1 bulan kedepan.
Dinas Kesehatan juga akan melakukan sampling baik melalui rapid atau swab tes, dan jika tidak ditemukan klaster penyebaran atau kasus baru maka akan diperluas ke lembaga setingkat SMP di seluruh kecamatan.
"Kita prioritaskan kecamatan yang sudah hijau yang tidak ada kasus positif. Kemudian kalau semua sudah serempak di SMP baru kita laksanakan bertahap kepada siswa kelas 4 5 6 SD, kemudian kalau suskses baru 1 2 3, kalau sukses lagi baru PAUD akan kita buka nanti, " pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)