Membuka sekaligus menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi manajemen keuangan keluarga, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini membagikan tips mengelola keuangan keluarga secara lebih sehat dan aman, Jumat (26/6).
Menurut Novita Hardini kesehatan keuangan dalam sebuah keluarga merupakan hal penting yang membutuhkan pengelolaan secara tepat. Untuk itu diperlukan manajemen pendapatan dan pengeluaran keuangan yang baik agar kesehatan keuangan didalam sebuah keluarga bisa lebih terjaga.
Disampaikan oleh Istri Bupati Trenggalek ini manajemen keuangan yang baik adalah apabila kita bisa membagi pos-pos pengeluaran dengan baik. Ibu 3 anak ini mencontohkan uang bisa diibaratkan seperti pupuk yang jika hanya disimpan saja hanya akan berbau, sehingga seperti pupuk yang harus disebarkan maka sejatinya uang juga harus dimanfaatkan dengan baik.
"Tapi kalau penyebarannya hanya ada di satu kotak saja maka yang lainnya akan menjadi busuk dan tidak bermanfaat. Agar uang ini bisa bermanfaat dan bisa membawa kebaikan untuk keluarga maka kita perlu pengetahuan tentang manajemen keuangan," tutur Novita Hardini.
Selain itu Novita menegaskan ada beberapa pos keuangan yang harus kita keluarkan, antara lain 50% untuk biaya hidup, 30% untuk membayar tagihan, kemudian 10% untuk biaya sosial, 10% untuk tabungan, dan 10% untuk dana darurat dan jika dijumlahkan total semuanya adalah 110%.
Sehingga dari apapun penghasilan yang diterima oleh seorang ibu baik dari bekerja maupun menerima pendapatan dari suami, sebagaimana mungkin uang 100% ini bisa dikembangkan menjadi 110% atau bisa menjadi 120%.
"Jadi kalau bahasa sederhananya uang ini bisa berganda, bergandanya dengan cara berdagang," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan olehnya berdagang itu tidak harus memiliki toko, tidak harus menggunakan modal yang besar, atau pinjam modal dari pihak ketiga, tapi kita bisa menggunakan pendapatan kita sendiri sebagai modal. Potensi apapun bisa dijual dan dimanfaatkan secara lebih optimal.
Dilanjutkan oleh Novita Hardini, di dalam keuangan sebuah keluarga pasti tidak akan terlepas untuk menjumpai yang namanya hutang. Jika dilihat dari sifatnya hutang bisa dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu ada hutang baik ada hutang yang tidak baik. Hutang tidak baik adalah hutang yang bersifat konsumtif, sedangkan hutang yang baik adalah hutang yang dimanfaatkan untuk produktifitas.
"Ada hutang yang baik itu hutang yang menambah aset-aset kita, menambah keuangan kita. ada hutang yang tidak baik hutang yang bersifat konsumtif, artinya hutang hanya untuk memenuhi keinginan kita," terangnya.
Selain itu Ketua TP PKK Trenggalek ini juga membagikan tips bagaimana jika seseorang sulit untuk terlepas atau sudah terlanjur terjebak dan terbelit hutang. Yang pertama adalah harus mengecilkan biaya hidup sekecil mungkin, sehingga kita bisa membayar hutang itu lebih baik. Baru selanjutnya kita bisa mencari pinjaman lain untuk menutup hutang tersebut, tentu dengan nominal yang lebih agar kelebihan nominal utang ini bisa kita putar lagi menjadi usaha.
"Kenapa harus usaha? usaha ini memiliki peluang agar kita bisa menggunakan uang. Sehingga uang yang kita gandakan itu bisa untuk diperuntukkan membayar hutang," ungkapnya.
Ditegaskan olehnya jika kita berhutang jangan pernah melupakan bahwa cicilan itu mempengaruhi kesehatan keuangan. Mengaca pada hal tersebut maka Novita mengatakan agar selalu pastikan mencari cicilan serendah mungkin. Sehingga jika memiliki pendapatan 10% atau 100%, maka pastikan hanya ada 20% dari uang yang harus digunakan untuk menyicil.
"Jangan sampai dari 100% uang kita 50% ini untuk hutang, kita akan kelabakan memenuhi biaya, biaya sosial, kesehatan, dan investasi, pendidikan, dan lain-lain ini akan berpengaruh sehingga memungkinkam minus dan kita menambah hutang lagi," pesannya.
Disaat yang sama Novita turut berpesan bahwa boleh berhutang, namun tidak boleh lebih dari 20% pendapatan kita. Dengan harapan kondisi keuangan sebuah keluarga bisa terjaga dengan lebih baik.
"Jika kita memang tidak sangat terpaksa jangan berhutang, tips untuk menjaga kesehatan keuangan yang baik itu hanya dengan kita menghindari hutang," pintanya.
"Berhutang lah hanya karena kita ingin membuka usaha, artinya berhutanglah hanya karena ingin menggandakan uang lewat usaha dengan cara yang halal. Tapi jangan sekali-kali berutang hanya untuk keperluan konsumtif," pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)