Dampak pandemi wabah covid-19 menghantam dengan begitu luar biasa di berbagai sektor sosial dan ekonomi, tak terkecuali di sektor pariwisata dan UMKM. Pembatasan aktifitas masyarakat mulai berimbas terhadap roda perekonomian yang ada.
Kendati demikian, beberapa pihak mulai memperkirakan kapan pandemi ini akan berakhir dan apa saja sektor yang paling diminati masyarakat pasca melalui wabah corona ini.
Bergabung dan berbicara dalam forum Markplus.Inc Industry Roundtable dengan tema "Survival the Covid-19, preparing the post Governance Sector Prospective" bersama beberapa Kepala Daerah lain. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memaparkan beberapa strategi Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menanggulangi wabah ini dan juga langkah apa saja yang pertama kali dilakukan setelah wabah ini berakhir, Jumat (8/5).
Bupati Nur Arifin menyampaikan mempersiapkan sebelum adanya aturan PSBB dan lain sebagainya. Untuk itu Pemkab Trenggalek mengambil langkah dengan menerjemahkan 2 hal terkait visi Presiden yang pertama mengurangi resiko penyebaran penyakit kemudian mengurangi dampak sosial ekonomi dan juga keamanan.
Maka di Bulan Maret, Pemkab langsung melakukan pengalihan jalur dimana masuk Kabupaten Trenggalek hanya melalui 3 checkpoint dan langsung semuanya dilakukan pengecekan mulai dari NIK dan tingkat kesehatannya. Dan juga jalan pintas maupun jalan kecil lain dilakukan penutupan.
"Sehingga masyarakat yang berada di dalam Kabupaten Trenggalek menjadi tenang karena tau bahwa semua pintu masuk sudah dilakukan screening. Itu jauh-jauh hari sebelum ada PSBB," tutur Bupati Arifin.
Untuk itu Bupati muda ini menegaskan hanya ingin mengamankan masyarakat dari resiko penyebaran covid-19 tapi logistik dan sebagainya tidak terdampak. Bahkan beberapa sektor tumbuh seperti di sektor perikanan.
Selanjutnya, begitu ada orang yang statusnya ODP Pemkab berikan top up melalui ojek online lokal. Aplikasi startup lokal ini dimanfaatkan untuk mendukung masyarakat OPD maupun yang sedang melakukan isolasi mandiri bisa membeli kebutuhan pokoknya tanpa harus keluar rumah sehingga resiko penyebaran penyakit ini bisa ditekan seminimal mungkin.
Bupati juga menambahkan bahwa Pemkab Trenggalek memberikan masker kepada masyarakat secara gratis, namun dengan mekanisme diantar ke rumah melalui platform ojek online dan masyarakat cukup mengganti ongkos kirimnnya.
"Sehingga ekonomi di Trenggalek memang cukup terjaga, memang ada yang cukup terdampak yakni pariwisata," jelas Bupati Arifin.
Lebih lanjut, Bupati menegaskan bahwa saat ini kita harus masuk ke new normal. Di era omni, Bupati menginginkan semua orang yang di offline sektor ini mempunyai keahlian baru. Warung-warung tidak boleh sama lagi, orang sudah mulai membicarakan masalah izin, artiny semua restoran harus dipastikan bahwa UMKM di sekitar tempat pariwisata harus diajarkan bagaimana izin. Terlebih bagaimana semua kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan menerapkan setiap protokol kesehatan yang sudah ditentukan.
"Kemudian mana alat yang bisa dipakai berulang dan juga tidak. Contoh sederhana tidak menggunakan piring tapi menggunakan piring bambu yang kemudian menggunakan isi dengan daun sehingga sekali pakai dan itu ramah lingkungan," terangnya.
"Karena wisatawan yang akan datang tidak lagi memikirkan sama seperti sebelum-sebelumnya, tapi akan memikirkan hal tersebut," lanjutnya.
Kemudian di sisi lain kita tahu bahwa semuanya serba from home dan PSBB, maka yang dipikir pertama kali oleh orang adalah kapan kita jalan-jalan. Tetapi batasannya apa, mereka tidak lagi jalan-jalan dengan membawa pundi-pundi uang yang sama. Pasti daya belinya menurun, yang kelas premium mungkin masih bisa bertahan tapi yang kelas menengah mungkin akan mencari ceruk pasar yang mungkin dia bisa menginap di hotel tapi dia harus memotong biayanya.
Bagaimana ini bisa diketemukan di tengah antara pengusaha hotel kemudian homestay dan juga daya beli masyarakat. Maka yang namanya kekosongan institusi untuk mengintermediasi mereka bisa jadi dengan menjual paket homestay tapi hospitality nya setara dengan hotel. Sehingga nggak mungkin hotelnya kosong, tabel tersebut menyiapkan hospitality homestay seakan-akan itu pelayanan di hotel.
"Kemudian kita hanya bayar jasa pelayanan ke hotelnya kemudian biaya sewa untuk homestaynya, dan mereka bisa cukup dapat pengalaman yang baik dengan cost yang lebih murah," jelas Bupati muda ini.
Bupati menambahkan bawa di Kabupaten Trenggalek sedang berdiskusi bagaimana membuat spoiler terlebih dahulu, karena semua orang sudah sedang merencanakan nanti pasca covid harus kemana.
"Orang akan lebih tertarik nanti ketika dinyatakan covid ini bisa dikendalikan atau selesai sama sekali. Apakah yang akan dilakukan pertama kali pasti jalan-jalan, pasti holiday, pasti berusaha. Termasuk nanti juga mensinkronisasikan antara platform pariwisata dengan UMKM kemudian dengam event dan lain sebagainya," tambahnnya.
Di sisi lain, Bupati menuturkan bahwa Pemkab Trenggalek juga mengambil kebijakan berupa insentif kepada para perantau yang tidak mudik ke Trenggalek dengan bantuan senilai 600 ribu rupiah setiap bulan selama 3 bulan.
"ini yang kita lakukan sehingga orang yang di luar tidak terdesak masuk ingin masuk Kabupaten Trenggalek. Sehingga yang di dalam Trenggalek ini benar-benar bisa kita sterilkan dan mereka bisa melakukan kegiatan tapi tidak mematikan sama sekali kegiatannya," pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)